Sabtu, 17 Desember 2011

Acute Coronary Syndrome

Atherosclerosis merupakan proses yang terus menerus berjalan selama hidup. Plak atherosclerosis yang stabil dapat mengganggu lumen arteri dan menyebabkan iskemia kronis yang dapat menimbulkan stable angina. Sedangkan plak atherosclerosis yang tidak stabil dapat ruptur dan menyebabkan terbentuknya thrombus yang kaya akan platelet, yang menyumbat arteri secara parsial maupun total sehingga dapat menyebabkan gejala iskemia akut.
Plak atherosclerosis disebut stabil bila risiko terjadinya ruptur adalah rendah. Plak yang stabil umumnya adalah:
-          mempunyai fibrous cap yang tebal dan kepadatannya merata sehingga secara mekanik lebih stabil.
-          fibrous cap mengandung lebih banyak VSMC (vascular smooth muscle cell) dan kolagen.
-          lipid-rich core kurang dari 40% volume total plak.
-          sedikit infiltrasi sel inflamasi (makrofag dan limfosit-T).
Terdapat 6 stage perkembangan atherosclerosis:
Stage I-IV : akumulasi lipid yang awalnya adalah intraseluler kemudian ekstraseluler sehingga terbentuk lipid core.
Stage V : terbentuk fibrosis disekeliling lipid core sehingga terbentuklah plak atherosclerosis.
Stage VI : komplikasi plak yaitu plak mengalami ruptur dan thrombosisà atherothrombosisà clinical event.
Pada saat plak mengalami ruptur maka akan terjadi thrombosis yang menyebabkan oklusi arteri. Oklusi arteri parsial akan menimbulkan UAP atau NSTEMI sedangkan oklusi total akan menimbulkan STEMI.
ACUTE CORONARY SYNDROME
ACS  merupakan keadaan gawat darurat jantung dengan menifestasi klinis berupa perasaan tidak enak didada akibat iskemia miokardiaum. ACS mencakup STEMI, NSTEMI, dan Unstable Angina Pectoris. ACS mempunyai hubungan yang erat dengan rupturnya plak atherosclerosis yang menyebabkan oklusi baik parsial maupun total arteri tersebut oleh pembentukan thrombosis.