Senin, 03 Oktober 2011

otomikosis

                Otomikosis merupakan infeksi  jamur pada kanalis akustikus eksterna. Walaupun penyakit ini jarang menyebabkan kematian, namun membutuhkan terapi dan follow-up jangka panjang sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.





Epidemiologi
            Dilaporkan dari semua kasus otitis eksterna, 9 % merupakan kasus otomikosis. 90% kasus otomikosis melibatkan Aspergillus sp. dan sisanya adalah Candida sp. Otomikosis lebih sering terjadi orang-orang yang tinggal pada daerah yang beriklim panas dan orang-orang yang sering berolahraga didalam air.
Faktor Predisposisi
            Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya otomikosis adalah ketiadaan serumen, pemakaian peralatan pada telinga (alat bantu dengar), kondisi immunocompromized, penggunaan antibiotik dan steroid topikal dalam jangka panjang, dan iklim yang panas dan lembab.
Etiologi
            Otomikosis merupakan infeksi akut, subakut, ataupun kronis yang dihasilakan oleh jamur yang berefek pada epitelium squamosum pada kanalis akustikus eksterna. Jamur yang menyebabkan otomikosis pada umumnya adalah spesies jamur saprofit yang banyak ditemukan dialam dan merupakan bagian dari flora normal pada kanalis akustikus eksterna. Jamur-jamur tersebut pada umumnya adalah Aspergillus dan Candida. Aspergillus niger merupakan agen yang predominan walaupun A. Flavus, A. Fumigatus, A. Terreus, Candida albican dan C. Parapsilosis juga umum ditemukan.
Patogenesis
            Secara umum, kanalis akustikus eksterna dilindungi oleh sistem imun tubuh, lapisan epitelium, dan sekresi yang dihasilkan oleh kanal yaitu serumen. Kanalis akustikus eksterna mempunyai pH normal berkisar antara 4-5. Hal ini dijaga oleh flora normal dan serumen. Kadar pH yang sedikit asam akan menekan pertumbuhan bakteri dan jamur, sehingga bersama-sama dengan sistem imun tubuh dan lapisan epitelium, akan menjaga kanalis akustikus eksterna dari serangan patogen.
            Dalam keadaan tertentu seperti paparan air, penggunaan antibiotik dan steroid dalam jangka panjang, maka suasana sedikit asam tersebut akan berubah menjadi lebih basa. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga terjadi infeksi pada kanalis akustikus eksterna. Keadaan akan diperburuk jika sistem imun dan lapisan epitelium juga mengalami gangguan. Jamur juga tumbuh dengan cepat dikarenakan kondisi kanalis akustikus yang lembab, hangat dan gelap, sehingga otomikosis terjadi.
Tanda dan Gejala
            Gejala yang paling umum dirasakan adalah rasa gatal pada telinga bagian dalam. Rasa gatal ini sangat mengganggu, tidak tertahankan dan ingin selalu digaruk. Debris dari jamur juga dapat menumpuk pada kanalis akustikus eksterna sehingga dapat menimbulkan keluhan penurunan pendengaran dan telinga terasa penuh.
Pemeriksaan Fisik
            Pada pemeriksaan dengan inspeksi dan palpasi akan ditemukan tanda-tanda inflamasi pada kanal disertai nyeri tekan pada tragus dan aurikula. Discharge dapat terlihat pada kanal. Pada pemeriksaan dengan otoskop dapat terlihat kanal yang hiperemis, sedikit edem dan tampak hifa berfilamen putih dengan titik-titik hitam yang tumbuh dari permukaan kulit.
Pemeriksaan Penunjang
            Pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis adalah swab telinga dan pemeriksaan mikroskopis dengan KOH. Akan tampak hifa dan spora pada pemeriksaan mikroskopis. Sedangkan untuk menentukan spesies yang menginveksi dapat dilakukan kultur.
Terapi
            Terapi untuk otomikosis meliputi pembersihan kanalis akustikus eksterna dari material jamur dan discharge yang dihasilkan. Anti jamur yang spesifik dapat digunakan hingga 10-14 hari setelah keluhan menghilang untuk mencegah kekambuahn. Anti jamur yang dapat digunakan adalah clotrimazol krim, digunakan 2 kali sehari setelah kanal dibersihkan dengan aural toilet (dengan cotton bud hingga tidak basah). Telinga juga harus dijaga supaya tetap kering, jangan sampai kemasukan air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar