Kamis, 28 Juni 2012

FRAKTUR FEMUR


DEFINISI

Fraktur adalah suatu diskontinuitas struktur tulang. Diskontinuitas dapat berupa suatu retakan bahkan sampai suatu patahan yang komplit dan terjadi pergeseran tulang. Apabila tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau kulit diatasnya masih utuh ini disebut fraktur tertutup, sedangkan bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau kulit tidak intak disebut fraktur terbuka. Diskontinuitas tulang femur dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.


EPIDEMIOLOGI

Fraktur collum femur dan fraktur subtrochanter banyak terjadi pada wanita tua dengan usia lebih dari 60 tahun dimana tulang sudah mengalami osteoporotik, trauma yang dialami oleh wanita tua, biasanya ringan sedangkan pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan. Sedangkan fraktur batang femur, fraktur supracondyler, frakturintercondyler, fraktur condyler femur banyak terjadi pada penderita lakilaki dewasa karena kecelakaan ataupun jatuh dari ketinggian. Sedangkan fraktur batang femur pada anak terjadi karena jatuh waktu bermain dirumah atau disekolah.

ETIOLOGI

Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena; jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya; penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas. Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu; kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.

-               Fraktur akibat peristiwa trauma tunggal. Kekuatan dapat berupa :

1.    Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan fraktur spiral

2.    Penekukan (trauma angulasi atau langsung) yang menyebabkan fraktur melintang

3.    Penekukan dan Penekanan, yang mengakibatkan fraktur sebagian melintang tetapi disertai fragmen kupukupu berbentuk segitiga yang terpisah

4.    Kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang menyebabkan fraktur obliq pendek

5.    Penatikan dimana tendon atau ligamen benarbenar menarik tulang sampai terpisah

-       Tekanan yang berulang-ulang

Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat tekanan berulangulang.

-       Kelemahan abnormal pada tulang

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget).

KLASIFIKASI

Klasifikasi fraktur femur dapat dibagi dalam :

a.    Fraktur collum femur : Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu karena gerakan eksorotasi yang mendadak dari tungkai bawah, dibagi dalam :

1.      Fraktur intrakapsuler (Fraktur collum femur)

2.      Fraktur extrakapsuler (Fraktur intertrochanter femur)

b.    Fraktur subtrochanter femur : Fraktur dimana garis patahnya berada 5 cm distal dari trochanter minor, dibagi dalam beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato, yaitu :

tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minortipe

tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter minortipe

tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas trochanterminor

c.    Fraktur batang femur (dewasa)

Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam shock. Salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Dibagi menjadi :

-       Tertutup

-       Terbuka

ketentuan fraktur femur terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar, dibagi dalam tiga derajat, yaitu ;

Derajat I         : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil, biasanya diakibatkan tusukan fragmen tulang dari dalam menembus keluar.

Derajat II       :  Lukanya lebih besar (>1cm) luka ini disebabkan karena benturan dari luar.

Derajat III      : Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak banyak yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)

d.   Fraktur supracondyler femur : Fraktur supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior, hal ini biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otototot gastrocnemius, biasanya fraktur supracondyler ini disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya axial dan stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi.

e.    Fraktur intercondyler femur : Fraktur intercondular diikuti oleh fraktur supracondular, sehingga umumnya terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.

f.     Fraktur condyler femur : Mekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu femur keatas.



GAMBARAN KLINIK

Riwayat

Biasanya terdapat riwayat cedera, diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera, fraktur tidak selalu dari tempat yang cedera suatu pukulan dapat menyebebkan fraktur pada kondilus femur, batang femur, pattela, ataupun acetabulum. Umur pasien dan mekanisme cedera itu penting, kalau fraktur terjadi akibat cedera yang ringan curigailah lesi patologik; nyeri, memar dan pembengkakan adalah gejala yang sering ditemukan, tetapi gejala itu tidak membedakan fraktur dari cedera jaringan lunak, deformitas jauh lebih mendukung.

Tanda– tanda lokalis :

a)    Look : Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur.

b)   Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.

c)    Movement : Krepitasi dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendisendi dibagian distal cedera.



PENATALAKSANAAN

1.    Terapi konservatif :

-       Proteksi

-       Immobilisasi saja tanpa reposisi

-       Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips

-       Traksi

Metode Pemasangan traksi:

·      Traksi Manual

Tujuan : perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, pada keadaan emergency dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

·      Traksi Mekanik

Ada dua macam, yaitu :

Traksi Kulit à Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

Traksi Skeletal à Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal. Kegunaan pemasangan :

ü  Mengurangi nyeri akibat spasme otot

ü  Memperbaiki dan mencegah deformitas

ü  Immobilisasi

ü  Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

ü  Mengencangkan pada perlekatannya.

2.    Terapi operatif

ORIF (Open Reduction internal fixation)

Indikasi ORIF :

·      Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avascular nekrosis tinggi

·      Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup

·      Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan

·      Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi



KOMPLIKASI

Early :

·      Lokal :

Vaskuler : compartement syndrome

Trauma vaskuler

Neurologis : lesi medulla spinalis atau saraf perifer

·      Sistemik : emboli lemak

·      Crush syndrome

·      Emboli paru dan emboli lemak

Late :

·      Malunion : Bila tulang sembuh dengan fungsi anatomis abnormal (angulasi, perpendekan, atau rotasi) dalam waktu yang normal

·      Delayed union : Fraktur sembuh dalam jangka waktu yang lebih dari normal

·      Nonunion : Fraktur yang tidak menyambung dalam 20 minggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar