Rabu, 20 Juni 2012

Scabies

Dalam bahasa jawa skabies disebut juga dengan "gudikan". Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei.

I.              Epidemiologi dan Etiologi

Onset penyakit biasanya pada anak-anak < 5 tahun, dewasa muda yang mendapatkan infeksi S. scabiei dari kontak tubuh.

Etiologi dari penyakit ini adalah Sarcoptes scabiei varian hominis. Tumbuh dan berkembang pada kulit manusia. S. scabiei dalam segala siklus kehidupan akan membentuk terowongan dalam epidermis sesaat setelah kontak, terowongan yang dibuat lebih dangkal dari stratum granulosum, S. scabiei juga akan menyimpan kotorannya dalam terowongan. S. scabiei betina akan meletakkan telurnya dalama terowongan saat siang hari sedangkan malam hari akan membuat terowongan dengan kecepatan 2-3 mm dalam sehari. Telur menetas dalam 72-96 jam.


Insidensi dari skabies diperkirakan 300 juta kasus per tahun diseluruh dunia.

Transmisi dari S. scabiei adalah melalui kontak kulit ke-kulit saat kontak seksual, saat anak kecil bermain atau pada petugas kesehatan. S. scabiei juga dapat bertahan hidup lebih dari 2 hari dalam pakaian, tempat tidur, sprei dan handuk, sehingga penyebarannya tidak hanya dari kontak kulit ke-kulit tapi dapat juga penggunaan barang pribadi bergantian dengan individu yang terinfeksi S. scabiei.

II.           Patogenesis

Kelainan kulit tidak hanya disebabkan oleh S. scabiei tetapi juga oleh pasien sendiri akibat garukan. Gatal disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dari S.scabiei yang memerlukan waktu kira-kira 1 bulan setelah infestasi parasit. Pada awalnya lesi kulit menyerupai dermatitis yaitu munculnya papula, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.

III.        Gejala Klinis

Ada 4 tanda kardinal dari skabies yaitu:

1.      Pruritus nokturnal : gatal pada malam hari. Hal ini disebabkan aktivitas S. scabiei saat malam hari lebih tinggi.

2.      Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam suatu keluarga biasanya seluruh keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam perkampungan padat, kos-kosan atau asrama.

3.      Adanya terowongan atau kunikulus pada tempat presileksi yang berwarna putih keabuan, membentuk garis lurus, berkelok, panjang rata-rata 1 cm dengan ujungnya adalah papula atau vesikel. Jika terdapat infeksi sekunder dapat terjadi pustula atau ekskoriasi. Tempat predileksi biasanya adalah tempat yang stratum korneumnya tipis yaitu pada sela-sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mamae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna terutama penis dan skrotum, dan perut bagian bawah.

4.      Menemukan S. scabiei, merupakan baku emas diagnostik skabies.

Diagnosis ditegakkan jika menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut.

IV.        Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan menggunakan lup, mencari kunikulus yang dibentuk oleh S. scabieis. Pengamatan ini dapat dibantu dengan menggunakan tinta sehingga diamati adanya kunikulus berisi tinta. Selain itu dapat dilakukan kerokan pada papula atau vesikel kemudian diberikan KOH 30% dan diamati dengan mikroskop untuk menemukan Sarcoptes scabiei.

V.           Diagnosis Banding

Pedikulosis korporis

Prurigo

Papular urtikaria

Folikulitis

VI.        Manajemen

Syarat obat yang ideal adalah:

1.      Harus efektif untuk semua stadium

2.      Tidak menimbulkan iritasi dan toksik

3.      Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak pakaian

4.      Mudah diperoleh dan harganya murah

Cara pengobatannya adalah seluruh anggota keluarga harus diobati secara bersamaan.



Jenis obat topikal:

-          Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Tidak efektif untuk stadium telur, sehingga penggunaan harus lebih dari 3 hari.

-          Emulsi benzil benzoat (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari.

-          Gama Benzena Heksa Klorida (Gameksan) kadarnya 1% dalam krim atau losio, efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, jarang menimbulkan iritasi. Tidak dianjurkan untuk anak <6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap SSP.

-          Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibanding gameksan, efektivitasnya sama, aplikasi hanya 1 kali dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh diulangi 1 minggu kemudian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar