DEFINISI
Fraktur adalah suatu diskontinuitas
struktur tulang. Diskontinuitas dapat berupa suatu retakan bahkan sampai suatu patahan
yang komplit dan terjadi pergeseran tulang. Apabila tidak ada luka yang
menghubungkan fraktur dengan udara luar atau kulit diatasnya masih utuh ini
disebut fraktur tertutup, sedangkan bila terdapat luka yang menghubungkan
tulang yang fraktur dengan udara luar atau kulit tidak intak disebut fraktur
terbuka. Diskontinuitas tulang femur dapat disebabkan oleh trauma langsung,
kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /
osteoporosis.
EPIDEMIOLOGI
Fraktur collum femur dan fraktur
subtrochanter banyak terjadi pada wanita tua dengan usia lebih dari 60 tahun dimana
tulang sudah mengalami osteoporotik, trauma yang dialami oleh wanita tua, biasanya
ringan sedangkan pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan.
Sedangkan fraktur batang femur, fraktur supracondyler, frakturintercondyler,
fraktur condyler femur banyak terjadi pada penderita laki–laki dewasa karena kecelakaan ataupun jatuh dari
ketinggian. Sedangkan fraktur batang femur pada anak terjadi karena jatuh waktu
bermain dirumah atau disekolah.
ETIOLOGI
Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena; jaringan lunak juga pasti
rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan fraktur melintang dan
kerusakan pada kulit diatasnya; penghancuran kemungkinan akan menyebabkan
fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas. Bila
terkena kekuatan tak langsung tulang dapat
mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu;
kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.
-
Fraktur akibat peristiwa trauma tunggal. Kekuatan dapat berupa :
1.
Pemuntiran (rotasi), yang
menyebabkan fraktur spiral
2.
Penekukan (trauma angulasi atau
langsung) yang menyebabkan fraktur melintang
3.
Penekukan dan Penekanan, yang
mengakibatkan fraktur sebagian melintang tetapi disertai fragmen kupu– kupu berbentuk segitiga yang terpisah
4.
Kombinasi dari pemuntiran,
penekukan dan penekanan yang menyebabkan fraktur obliq pendek
5.
Penatikan dimana tendon atau
ligamen benar– benar menarik tulang sampai terpisah
-
Tekanan yang berulang-ulang
Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain,
akibat tekanan berulang– ulang.
-
Kelemahan abnormal pada tulang
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah
(misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada
penyakit paget).
KLASIFIKASI
Klasifikasi fraktur femur dapat
dibagi dalam :
a. Fraktur collum femur : Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma
langsung yaitu misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah
trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun
disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu karena gerakan eksorotasi yang
mendadak dari tungkai bawah, dibagi dalam :
1.
Fraktur intrakapsuler (Fraktur
collum femur)
2.
Fraktur extrakapsuler (Fraktur
intertrochanter femur)
b.
Fraktur subtrochanter femur : Fraktur
dimana garis patahnya berada 5 cm distal dari trochanter minor, dibagi dalam
beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi
Fielding & Magliato, yaitu :
tipe 1 : garis fraktur satu
level dengan trochanter minortipe
tipe 2 : garis patah berada 1 -2
inch di bawah dari batas atas trochanter minortipe
tipe 3 : garis patah berada 2 -3
inch di distal dari batas atas trochanterminor
c.
Fraktur batang femur (dewasa)
Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat
kecelakaan lalu lintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada
daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan
penderita jatuh dalam shock. Salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi
berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Dibagi
menjadi :
-
Tertutup
-
Terbuka
ketentuan fraktur femur terbuka
bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar, dibagi dalam tiga
derajat, yaitu ;
Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia
luar timbul luka kecil, biasanya diakibatkan tusukan fragmen tulang dari dalam
menembus keluar.
Derajat II : Lukanya
lebih besar (>1cm) luka ini disebabkan karena benturan dari luar.
Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih
kotor, jaringan lunak banyak yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)
d.
Fraktur supracondyler femur : Fraktur
supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior, hal
ini biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otot– otot gastrocnemius, biasanya fraktur
supracondyler ini disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga
terjadi gaya axial dan stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi.
e.
Fraktur intercondyler femur : Fraktur
intercondular diikuti oleh fraktur supracondular, sehingga umumnya terjadi
bentuk T fraktur atau Y fraktur.
f.
Fraktur condyler femur : Mekanisme
traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi disertai dengan
tekanan pada sumbu femur keatas.
GAMBARAN KLINIK
Riwayat
Biasanya terdapat riwayat
cedera, diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami
cedera, fraktur tidak selalu dari tempat yang cedera suatu pukulan dapat menyebebkan
fraktur pada kondilus femur, batang femur, pattela, ataupun acetabulum. Umur pasien
dan mekanisme cedera itu penting, kalau fraktur terjadi akibat cedera yang
ringan curigailah lesi patologik; nyeri, memar dan pembengkakan adalah gejala
yang sering ditemukan, tetapi gejala itu tidak membedakan fraktur dari cedera
jaringan lunak, deformitas jauh lebih mendukung.
Tanda– tanda
lokalis :
a)
Look : Pembengkakan,
memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan)
mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh;
kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur.
b)
Feel : Terdapat nyeri
tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk
merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan
darurat yang memerlukan pembedahan.
c)
Movement : Krepitasi dan
gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk menanyakan apakah
pasien dapat menggerakan sendi– sendi dibagian
distal cedera.
PENATALAKSANAAN
1.
Terapi konservatif :
-
Proteksi
-
Immobilisasi saja tanpa reposisi
-
Reposisi tertutup dan fiksasi
dengan gips
-
Traksi
Metode
Pemasangan traksi:
·
Traksi Manual
Tujuan : perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, pada keadaan emergency dilakukan
dengan menarik bagian tubuh.
·
Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
Traksi Kulit à Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya:
otot. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-anak
waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak
diteruskan dengan pemasangan gips.
Traksi Skeletal à Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced
traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau
penjepit melalui tulang/jaringan metal. Kegunaan pemasangan :
ü Mengurangi nyeri akibat spasme otot
ü Memperbaiki dan mencegah deformitas
ü Immobilisasi
ü Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).
ü
Mengencangkan pada
perlekatannya.
2.
Terapi operatif
ORIF (Open Reduction internal
fixation)
Indikasi ORIF :
·
Fraktur yang tidak bisa sembuh
atau bahaya avascular nekrosis tinggi
·
Fraktur yang tidak bisa
direposisi tertutup
·
Fraktur yang dapat direposisi
tetapi sulit dipertahankan
·
Fraktur yang berdasarkan
pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi
KOMPLIKASI
Early :
·
Lokal :
Vaskuler : compartement syndrome
Trauma vaskuler
Neurologis : lesi medulla
spinalis atau saraf perifer
·
Sistemik : emboli lemak
·
Crush syndrome
·
Emboli paru dan emboli lemak
Late :
·
Malunion : Bila tulang sembuh
dengan fungsi anatomis abnormal (angulasi, perpendekan, atau rotasi) dalam
waktu yang normal
·
Delayed union : Fraktur sembuh
dalam jangka waktu yang lebih dari normal
·
Nonunion : Fraktur yang tidak
menyambung dalam 20 minggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar